• Home
  • Berita Turnamen
  • Presiden BWF: Fasilitas Baru di Tiongkok Dorong Masa Depan Cerah Bulu Tangkis Dunia

ederasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memperkuat komitmennya terhadap pertumbuhan global bulu tangkis melalui kerja sama strategis dengan pemerintah kota Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok.

Proyek ini melibatkan pembangunan BWF Qingdao International Exchange Center dan Museum BWF, bertujuan untuk memperluas pertukaran budaya dan pengembangan olahraga secara global – dengan relevansi kuat terhadap Kejuaraan Dunia BWF dan misi internasionalisasi olahraga ini.

Presiden BWF yang baru terpilih, Khunying Patama Leeswadtrakul, menyatakan bahwa Tiongkok memainkan peran kunci dalam masa kini dan masa depan bulu tangkis. “Struktur bulu tangkis di Tiongkok adalah salah satu yang paling maju di dunia. Ini memberikan contoh luar biasa dalam pengembangan atlet, manajemen fasilitas, dan dukungan sistemik – sesuatu yang bisa ditiru oleh negara-negara lain.”

Pusat Pertukaran Internasional dan Museum BWF di Qingdao

Proyek Qingdao mencerminkan visi BWF untuk menciptakan platform global yang mendukung pelatihan, kolaborasi, dan inovasi. Kompleks ini, yang kini memasuki tahap akhir penyelesaian interior dan perencanaan pameran, mencakup lima zona utama dengan luas konstruksi mencapai 50.000 meter persegi.

Museum BWF akan menjadi pusat pelestarian sejarah bulu tangkis, memperkenalkan warisan budaya olahraga ini kepada dunia melalui pameran dan edukasi publik. “Melalui museum ini, kita dapat membangun apresiasi global terhadap sejarah dan budaya bulu tangkis,” ujar Khunying.

Tiongkok: Mitra Strategis dalam Perkembangan Kejuaraan Dunia BWF

Kolaborasi antara BWF dan Tiongkok membuka peluang baru untuk mengembangkan Kejuaraan Dunia BWF dan event besar lainnya secara lebih inklusif. Zhang Jun, Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Tiongkok, menambahkan bahwa pusat dan museum ini akan menjadi ruang pertemuan baru bagi pecinta bulu tangkis di seluruh dunia, khususnya generasi muda.

Dominasi Tiongkok terlihat dari keberhasilan mereka di Piala Sudirman 2025 di Xiamen, di mana mereka menjuarai kompetisi tim campuran dunia itu untuk keempat kali berturut-turut – gelar ke-14 sejak edisi perdana pada 1989. Sebelumnya, Tiongkok juga menjadi tuan rumah Sudirman Cup 2023 di Suzhou dan Piala Thomas & Uber 2024 di Chengdu.

“Model sukses Tiongkok dalam menyelenggarakan event dunia merupakan inspirasi yang dapat dipelajari dan disesuaikan oleh negara lain,” ungkap Khunying.

Inovasi Skor Baru demi Kesejahteraan Atlet

Sebagai bagian dari modernisasi bulu tangkis, BWF tengah menguji format skor baru 3×15 poin di sejumlah turnamen tingkat bawah. Tujuan sistem ini adalah mengurangi durasi pertandingan, meningkatkan intensitas reli, dan menjaga daya tahan fisik pemain. Dibanding format 21 poin yang telah digunakan selama dua dekade, sistem ini menimbulkan diskusi luas di kalangan profesional.

“Tujuan utama kami adalah memastikan bahwa bulu tangkis berkembang secara global tanpa mengabaikan kesejahteraan atlet,” jelas Khunying. “Kami sedang mengumpulkan masukan dari pemain, pelatih, ofisial, dan penyelenggara sebelum keputusan final dibuat pada rapat umum berikutnya.”

Visi Global: Bulu Tangkis untuk Semua

Khunying menegaskan bahwa BWF berkomitmen menjadikan bulu tangkis sebagai olahraga dunia yang menyatukan orang dari berbagai budaya dan latar belakang. “Saya ingin bulu tangkis menjadi milik semua orang – olahraga yang memberikan kesempatan, kebanggaan, dan pencapaian bersama,” katanya.

“Dengan dukungan kuat dari Tiongkok dan proyek seperti Qingdao, saya yakin masa depan Kejuaraan Dunia BWF dan olahraga bulu tangkis secara keseluruhan akan semakin cerah dan inklusif.”

Terkait postingan